Siapa Pemilik Twitter Sekarang?

by Jhon Lennon 32 views

Guys, pernah kepikiran nggak sih, siapa sih sebenernya yang punya Twitter alias X sekarang? Pertanyaan ini mungkin sering banget muncul di benak kita, terutama setelah drama akuisisi yang bikin geger dunia maya. Nah, biar nggak penasaran lagi, yuk kita kupas tuntas siapa pemilik Twitter saat ini dan gimana perjalanan singkatnya sampai bisa begini.

Jadi gini, sebelum jadi X yang kita kenal sekarang, Twitter itu sempat diakuisisi oleh sosok yang nggak asing lagi di dunia teknologi, yaitu Elon Musk. Ya, benar banget, si bapak visioner di balik Tesla dan SpaceX itu! Akuisisi ini terjadi pada bulan Oktober 2022 lalu, dan langsung jadi berita hangat yang dibahas di mana-mana. Harganya pun fantastis, mencapai angka 44 miliar dolar Amerika Serikat. Gila, kan? Angka segitu bisa buat beli apa aja tuh!

Nah, setelah resmi jadi milik Elon Musk, banyak banget perubahan yang terjadi di Twitter. Salah satu yang paling mencolok adalah penggantian namanya dari Twitter menjadi X. Kenapa diganti? Konon sih, Elon Musk punya visi yang lebih besar dari sekadar platform microblogging. Dia ingin X menjadi 'aplikasi segalanya' atau 'everything app', yang mencakup berbagai layanan mulai dari komunikasi, finansial, sampai hiburan. Keren ya visinya? Tapi ya, nggak semua orang setuju sih sama perubahan ini, ada yang suka, ada juga yang merasa kehilangan identitas Twitter yang lama.

Selain perubahan nama, banyak juga fitur dan kebijakan yang dirombak. Mulai dari sistem verifikasi centang biru yang dulu gratis jadi berbayar (dengan berbagai tingkatan pula!), sampai perubahan algoritma timeline yang bikin sebagian pengguna bingung. Elon Musk sendiri sering banget turun tangan langsung ngurusin Twitter, bahkan sampai bikin tweet atau postingan yang kontroversial. Makanya, perjalanannya tuh seru banget buat diikuti, kayak nonton sinetron tapi versi teknologi!

Jadi, kalau ditanya siapa pemilik Twitter sekarang, jawabannya jelas Elon Musk. Dialah yang memegang kendali penuh atas platform yang dulunya bernama Twitter ini, dan sedang berusaha mewujudkan visinya untuk menjadikan X sebagai 'everything app'. Perjalanannya masih panjang dan penuh tantangan, tapi menarik banget untuk kita saksikan evolusi dari platform media sosial favorit kita ini, guys!

Sejarah Singkat Akuisisi Twitter

Oke, guys, sekarang kita masuk ke bagian yang paling seru: sejarah singkat akuisisi Twitter. Gimana sih ceritanya Elon Musk, yang notabene adalah salah satu orang terkaya di dunia, bisa akhirnya memiliki Twitter? Ini bukan kejadian instan lho, tapi ada proses panjang yang penuh lika-liku. Jadi, biar kita semua paham konteksnya, mari kita mundur sedikit ke belakang.

Semuanya berawal dari ketidaksukaan Elon Musk terhadap cara Twitter dikelola. Dia mulai menunjukkan ketertarikannya pada Twitter pada awal tahun 2022. Awalnya, dia cuma sekadar tweet iseng soal kebebasan berbicara di platform tersebut. Tapi lama-lama, ketertarikannya semakin serius. Dia merasa bahwa Twitter, sebagai platform yang sangat berpengaruh dalam penyebaran informasi, perlu dikelola dengan lebih baik, terutama dalam hal moderasi konten dan kebijakan kebebasan berpendapat.

Pada April 2022, Elon Musk secara resmi mengajukan tawaran untuk membeli Twitter senilai 44 miliar dolar AS. Tawaran ini tentu saja mengejutkan banyak pihak. Dewan direksi Twitter awalnya sempat menolak tawaran tersebut, mereka mencoba berbagai cara untuk menghalangi Elon Musk, termasuk dengan menerapkan 'poison pill' atau strategi pertahanan agar Twitter sulit diambil alih. Tapi Elon Musk ini kan keras kepala ya, guys? Dia nggak mau mundur begitu aja.

Terjadilah tarik ulur yang cukup alot. Elon Musk terus melobi para pemegang saham Twitter untuk mendukung niatnya. Dia juga sempat mengancam akan menarik tawarannya jika Twitter tidak memberikan data tentang akun bot dan spam yang ada di platform tersebut. Kabarnya, dia punya kekhawatiran kalau jumlah akun bot itu jauh lebih banyak dari yang dilaporkan Twitter, dan ini bisa mempengaruhi valuasi perusahaan.

Di tengah proses negosiasi yang alot, muncul isu-isu baru, termasuk kekhawatiran tentang pendanaan akuisisi dan juga masalah terkait akun bot tadi. Sempat ada momen di mana Elon Musk mengumumkan niatnya untuk membatalkan akuisisi. Wah, ini bikin pasar saham gempar banget! Banyak yang mengira Twitter bakal lepas dari genggaman Elon Musk.

Namun, seperti yang kita tahu, Elon Musk punya cara sendiri. Akhirnya, setelah melalui berbagai drama dan negosiasi yang menegangkan, dewan direksi Twitter pun akhirnya menerima tawaran Elon Musk. Pada 27 Oktober 2022, kesepakatan akuisisi senilai 44 miliar dolar AS itu resmi ditutup. Elon Musk akhirnya resmi menjadi pemilik Twitter.

Begitu resmi mengambil alih, Elon Musk langsung melakukan perubahan drastis. Dia memecat beberapa petinggi Twitter, melakukan restrukturisasi besar-besaran, dan yang paling ikonik, mengganti nama Twitter menjadi X. Perjalanan akuisisi ini benar-benar jadi salah satu peristiwa paling monumental dalam sejarah industri teknologi. Dan sekarang, kita semua jadi saksi bagaimana Elon Musk mencoba membentuk X sesuai dengan visinya. Gimana menurut kalian, guys? Seru kan ceritanya?

Perubahan Signifikan di Bawah Kepemilikan Elon Musk

Guys, sejak Elon Musk resmi mengambil alih Twitter, yang sekarang kita kenal sebagai X, perubahan yang terjadi benar-benar signifikan. Nggak cuma ganti nama, tapi hampir semua aspek platform ini disentuh dan dirombak habis-habisan. Kalau kalian pengguna setia Twitter lama, pasti merasakan banget perbedaannya, kan? Yuk, kita bedah satu per satu perubahan paling mencolok yang terjadi di bawah kepemilikan Elon Musk.

Perubahan pertama dan paling jelas adalah penggantian nama dari Twitter menjadi X. Ini bukan sekadar ganti logo, tapi sebuah pernyataan visi besar dari Elon Musk. Dia ingin X menjadi 'aplikasi segalanya' (everything app), sebuah platform super yang bisa mengakomodasi berbagai macam kebutuhan pengguna, mulai dari microblogging, perpesanan, pembayaran, sampai layanan lainnya. Ini ambisius banget, guys! Kalau berhasil, X bisa jadi saingan berat platform-platform raksasa lainnya.

Selanjutnya, yang paling bikin heboh adalah restrukturisasi besar-besaran dalam hal karyawan dan struktur organisasi. Begitu Elon Musk masuk, dia langsung melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran. Ribuan karyawan diberhentikan, termasuk tim-tim penting seperti tim moderasi konten, tim komunikasi, dan bahkan tim yang mengurus infrastruktur. Hal ini sempat menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan dan stabilitas platform. Tapi ya, Elon Musk punya gayanya sendiri dalam memimpin.

Perubahan lain yang juga sangat terasa adalah model bisnis dan monetisasi. Dulu, centang biru verifikasi itu gratis dan jadi simbol akun terverifikasi. Sekarang? Centang biru menjadi fitur berbayar melalui langganan X Premium (sebelumnya Twitter Blue). Ada beberapa tingkatan langganan dengan fitur yang berbeda-beda. Tujuannya jelas, untuk mendatangkan pendapatan baru bagi perusahaan yang notabene baru saja dibeli dengan harga selangit.

Kebijakan moderasi konten juga mengalami perombakan. Elon Musk mengklaim ingin mengedepankan kebebasan berbicara, namun di sisi lain, beberapa kebijakan lama terkait konten yang dianggap melanggar dihapus atau dilonggarkan. Ini menimbulkan perdebatan sengit. Di satu sisi, ada yang merasa lebih bebas berekspresi. Di sisi lain, banyak yang khawatir platform ini akan semakin dipenuhi ujaran kebencian dan misinformasi.

Selain itu, fitur-fitur baru juga terus bermunculan. Mulai dari kemampuan posting video yang lebih panjang, perubahan pada algoritma timeline agar lebih sesuai preferensi pengguna (atau setidaknya klaimnya begitu), hingga upaya untuk mengintegrasikan fitur pembayaran dan perbankan. Elon Musk juga nggak segan-segan melakukan eksperimen, seperti misalnya merubah nama 'tweet' menjadi 'post'.

Secara keseluruhan, kepemilikan Elon Musk membawa transformasi radikal pada platform ini. Dari Twitter yang kita kenal, kini ia menjelma menjadi X yang masih terus berevolusi. Perubahan ini disambut dengan berbagai reaksi; ada yang antusias melihat inovasi dan visi barunya, ada pula yang merindukan Twitter yang lama dan khawatir dengan arah baru yang diambil. Apapun itu, satu hal yang pasti, X di bawah Elon Musk adalah sebuah eksperimen besar yang menarik untuk diikuti perkembangannya, guys! Gimana, udah coba fitur-fitur barunya?